LDII Lampung – Ramadhan baru saja meninggalkan kita, sebuah bulan penuh hikmah. Keberkahan dan lipatan pahala tak pelak menjadi pendukung esensi dari kehadiran bulan ini.
Kesedihan sudah barang tentu kita rasakan. Mengingat umur kita yang pendek serta amalan yang tidak seberapa banyaknya, tanpa kehadiran Ramadhan sepertinya sulit bagi kita untuk menyaingi amalan orang soleh yang telah mendahului kita.
Sebagai orang iman kita harusnya sedih ketika Ramadhan hendak berakhir. Sedih karena kita telah berpisah dari bulan Ramadhan dimana segala kebaikan dan pahala dilipatgandakan. Ampunan yang terbuka lebar, dan ibadah lainnya yang bisa kita ambil manfaatnya, betapa besar pahala yang bisa didapat dibulan Ramadhan.
Subhanallah, nah Rasulullah bersama Sahabat bersedih karena semua kebaikan yang tadinya dilipatgandakan kini sudah pergi, dan tidak ada yang bisa memastikan bahwa dari kita akan menjumpai Ramadhan tahun depan.
Namun kesedihan ini sedikit terobati ketika kumandang takbir mulai bergema dan semua mulai merayakan hari kemenangan, iyah kemenangan melawan hawa nafsu selama bulan Ramadhan.
Mudah mudahan di bulan yang lain kita sudah terbiasa menahan hawa nafsu, semua itu agar kita menjadi hamba yang semakin dekat dengan Allah.
Semoga kita menjadi hamba yang selalu fastabikul khoirot dan tidak melupakan semangat Ramadhan untuk bulan bulan berikutnya hingga Ramadhan kembali menjumpai kita ditahun yang akan datang, insya Allah.