Bandarlampung (5/3) – Keputrian DPD LDII Kota Bandarlampung menggelar kegiatan edukasi pertolongan pertama pada penyakit umum dan emergency yang melibatkan tim Basarnas Lampung dan dr. Aprillia Damayanti sebagai pembicara.
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 250 remaja putri LDII se-Kota Bandar Lampung. Para peserta yang hadir berlatar belakang berbagai usia, mulai dari usia 15 hingga 20-an tahun.
Ketua DPW LDII Lampung, dr. Muhammad Aditya menyampaikan manfaat kegiatan ini dalam sambutannya.
“Kegiatan ini tentu sangat bermanfaat untuk diikuti. Banyak orang masih kurang teredukasi tentang mengatasi keadaan emergency. Banyak juga yang tidak tahu cara memberi pertolongan pertama pada penyakit umum. Setelah mengikuti ini, diharapkan para remaja memiliki pengetahuan sehingga apabila terjadi keadaan darurat di kemudian hari, meski tidak kita harapkan, bisa mempraktekkan pertolongan pertama.” ujar dr. Aditya.
Materi pertama disampaikan oleh dr. Aprillia Damayanti atau yang akrab disapa dr. Lia. Ia menyampaikan kiat-kiat pertolongan pertama pada penyakit umum diantaranya; luka tusuk, luka bakar, muntah dan mencret, pingsan, tersedak, kejang, serangan panik, demam, nyeri perut, dan alergi.
dr. Lia juga menumpas berbagai mitos yang kerap tersebar di masyarakat tentang pertolongan pertama pada kondisi gawat dan darurat, seperti pemberian substansi-substansi yang tidak ada hubungannya dengan luka bakar.
“Ketika terkena luka bakar, jangan dikasih odol. Odol akan memperparah luka, bukan membuat luka sembuh. Memangnya mau sikat gigi, apa, dikasih odol? Apalagi ada yang kasih kecap, jeruk nipis, minyak, aduuhh salah semua itu ya, kayak mau bikin sate aja.”
“Kalau terkena api lebih baik langsung diguling-gulingkan di pasir atau di permukaan tanah. Lalu, untuk lukanya, bisa disiram air dingin mengalir. Ingat, bahwa air dingin itu bukan air yang berasal dari kulkas, tapi air keran biasa. Karena kalau air dari kulkas itu namanya air es.” jelas dr. Lia.
dr. Lia juga menjelaskan bagaimana menangani luka tusuk, “Kalau ada luka tusuk, jangan langsung dicabut. Biarkan begitu tapi cepat dibawa ke rumah sakit. Karena kita tidak tahu, benda tajam itu menusuk pembuluh darah yang mana, sehingga ditakutkan malah terjadi perdarahan hebat yang makin membahayakan korban.”
Setelah itu, materi dilanjutkan oleh tim Basarnas Lampung yang kali ini diwakilkan oleh dua orang wanita bernama Putri dan Misnawati. Dua orang tim Basarnas Lampung ini memberikan pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kondisi darurat, diantaranya tersedak, tenggelam, serangan jantung, dan kejang. Mereka mempraktikkan kepada para peserta tentang cara melakukan chest thrust, chect maneuver, dan RJP (resusitasi jantung dan paru).
Sebagai pembicara utama dalam tim, Putri menegaskan tentang mitos pertolongan pertama pada kondisi darurat. “Kalau ada orang yang mengalami henti jantung, collapse, yang mungkin akibat dari kelelahan, jangan ditampar-tampar. Itu salah besar ya. Kan, kasihan, sudah mengalami henti jantung, lalu babak belur pula. Lakukan RJP jika memang bisa. Tapi kalau tidak bisa atau tidak yakin, segera hubungi nomor darurat.”
Para peserta yang hadir sangat antusias dengan materi yang diberikan, sehingga proses edukasi berjalan kondusif, atraktif, dan interaktif. Intensitas pertanyaan yang muncul pada sesi tanya jawab juga menjadikan suasana makin ramai.
Acara ditutup dengan game tanya jawab online menggunakan fitur Kahoot! yang diikuti oleh semua peserta. Harapannya, para peserta yang mendapatkan edukasi pertolongan pertama pada penyakit umum dan emergency ini dapat mempraktikkan ilmu yang telah disampaikan sehingga bermanfaat dalam lingkup keluarga dan masyarakat. (AG/Lines Lampung)