“Pukul 02.00 dini hari, jarum jam terus bergeser kekanan. Aku hanya diam memikirkan yang telah lalu. Hatiku kosong, pikiranku kacau. Bagaimana jika Allah memanggilku sekarang, sungguh aku takut dengan kematian. Sendiri dibawah tanah bertumpuk kayu dengan membawa dosa yang belum kutaubati”.
Sebuah rasa takut yang sering menghantui hati hamba yang beriman, yakni tatkala ia terbangun dari tidur malamnya lantas berangan-angan memikirkan dosa-dosa yang telah lalu. Rasa takut, khawatir, sedih, dan cemas bercampur menjadi satu. Pikiran menjadi tidak tenang karena memikirkan bagaimana pertanggungjawaban atas amal perbuatan. Bagaimana jika daun-daun yang berjatuhan dipohon Sidratul Muntaha ada sebuah nama, nama kita. 40 hari setelahnya menjadi tugas malaikat Izrail untuk mencabut nyawa sedang diri belum mempersiapkan bekalnya.
Tidak ada satupun makhluk di alam semesta ini yang mengetahui kapan kematian akan menjemputnya. Ia hanya diberi waktu semasa hidupnya untuk mempersiapkan bekal dikehidupan nanti. Bagaimana dengan dosa-dosa yang selalu menghantui. Rasanya mustahil jika Allah mengampuni begitu banyak dosa dengan waktu yang singkat.
Ramadhan menjadi hari yang penuh kemuliaan. Pintu neraka ditutup rapat-rapat dan pintu surga dibuka selebar-lebarnya. Menjadi tanda bahwa Allah membuka pula pintu taubat bagi hamba beriman yang hendak kembali memperbaiki diri. Setelah 20 hari menjalani puasa, 10 hari terakhir menjadi malam yang spesial bagi para pencari pintu taubat. Sebagaimana yang telah disabdakan Rosululloh,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ۞ رواه البخاري
Rasulullah ﷺ bersabda : Barangsiapa qiyamullail pada lailatul qadar karena iman dan mengharapkan perhitungan (pahala), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Allah begitu menyayangi setiap hamba-Nya. Sebanyak apapun dosa, lalai, dan lemah iman, Allah tetap membuka pintu taubat. Allah menerima setiap penyesalan diri yang sudah tercatat sebagai taubat. Menerima hamba yang bahkan sudah berulangkali melakukan salah dan khilafnya.
Menjumpai ramadhan adalah keberuntungan yang luar biasa. Ditambah 10 hari terakhir Ramadhan yang di salah satu harinya menjadi hari yang lebih luar biasa keutamaanya. Berdasarkan firman Alloh : QS. Al-Qadr/97 : 3
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Lailatul Qadar itu lebih baik dari 1000 bulan”
Bermakna “Lebih Baik” dari 1000 bulan Ini menunjukkan betapa Allah SWT sangat menyayangi Nabi Muhammad ﷺ dan umatnya. (Yustika Zulfaniyalin/Lines)