Thursday, March 28, 2024

Momentum Kebangkitan Nasional

Setiap 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kebangkitan bangsa ini tidak dapat dilepaskan dari Revolusi Prancis (1789-1799) yang memupuk kesadaran Eropa mengenai kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Gagasan ini baru sampai di tanah air pada awal abad 20, melalui para kaum pergerakan yang belajar di Eropa.

“Kebangkitan nasional saat ini sedang mengalami cobaan, dan menjurus kepada kebangkrutan nasional akibat konflik berbau SARA dan kepentingan politik,” ujar Dewan Pakar LDII, Singgih Sulistiyono.

Menurut Singgih, kebangkitan nasional ketiga Indonesia, sedang mengalami tantangan besar, baik dari sisi ideologi, muatan ekonomi, maupun globalisasi – yang memunculkan istilah masyarakat global ataupun warganet. Lalu ancaman selanjutnya adalah pasar bebas, yang mereduksi kewenangan negara yang digantikan ekonomi pasar.

Baca Juga:  DPP LDII Ingatkan Komunisme Tak Selaras dengan Bangsa Indonesia yang Religius

Baca juga : Pentingnya Bangsa Indonesia Merawat Jati Diri Bangsa

“Rakyat Indonesia bukanlah seperti Jepang yang satu ras, maka tanpa payung nation state yang adil makmur, Indonesia sangat rawan bubar di tengah jalan,” ujar Singgih. Untuk itu, sangat penting untuk merawat keindonesiaan.

Salah satunya dengan menggali jati diri/karakter bangsa, mengembangkannya, dan menyosialisasikan serta menginternalisasi nilai-nilai sejarah sebagai pengalaman kolektif. Menurut Singgih, pengalaman kolektif ini penting, karena Indonesia lahir bukan atas dasar kesamaan tapi karena sadar perbedaan, “Kalau sekarang perbedaan dieksploitasi, maka kita mundur dua abad,” imbuh Singgih.

Untuk melihat jati diri atau karakter bangsa, seluruh rakyat Indonesia harus melihat sejarah. Bila terdapat kekurangan, bisa mengadopsi nilai-nilai baru untuk memperkaya kepribadian bangsa.

Baca Juga:  Harapan Perbaikan Bangsa dari Kongres Umat Islam (FGD LDII)

“Sejarah menjadi penting karena generasi muda diberi narasi proses terbentuknya Bangsa Indonesia. Apabila memiliki ingatan bersama, maka terwujudlah integrasi perasaan sebagai satu bangsa. Sebuah perasaan yang bisa dijaga tanpa paksaan dan ancaman, bahkan bila dilanggar dapat menciptakan dendam sosial yang panjang,” papar Singgih.

Saat kesadaran merawat sejarah hilang, menurut Singgih, budaya asing masuk dan globalisasi menciptakan hilangnya negara bangsa. Padahal negara bangsa itu sangat penting untuk menjaga keadilan dan kesejahteraan.

Untuk itu, setiap 20 Mei bangsa ini memperingati kebangkitan nasional dengan kesadaran diri sebagai sebuah bangsa. Kebangkitan nasional harus selalu ditandai dengan inovasi-inovasi untuk meneguhkan eksistensi bangsa Indonesia.

Latest news

- Klik Official Website LDII -spot_img

Dakwah Islam

Related news

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Time limit is exhausted. Please reload CAPTCHA.