Thursday, March 28, 2024

Ini Lho Asyiknya Pacaran Setelah Menikah

Kebanyakan orang mengartikan pacaran sebagai proses saling mengenal antara dua insan yang menjalin hubungan atas dasar cinta sebelum mengukuhkan hubungan keduanya dengan ikatan pernikahan.

Tetapi tidak sedikit yang hubungannya putus ditengah jalan dengan alasan yang beragam misalnya karena tidak cocok, ego berlebihan, kurang perhatian, tidak pengertian dan sebagainya.

Lalu? bagaimana dengan pacaran setelah menikah?

Pacaran setelah menikah jauh berbeda dengan pacaran sebelum menikah, karena pacaran setelah menikah lebih mengasyikan, penuh dengan kebahagiaan serta lebih romantis. Tidak ada yang perlu ditakutkan saat berpacaran karena setelah menikah, pacaran hukumnya halal bahkan berpahala.

Pasangan yang menikah tanpa didahului dengan pacaran akan menjalani proses perkenalan dan pendekatan. Proses ini dijalani untuk memahami dan mengenal lebih dekat pasangannya, proses ini dimulai dari mengenal kebiasaannya sehari-hari, hobi, makanan kesukaan dan mengenal keluarga dari pasangan kita.

Kemudian kita belajar memahami sifat, ego, dan karakter dari pasangan kita. Rasa kasih sayang, saling membutuhkan, saling perhatian dan pengertian akan tumbuh saat proses ini dijalani oleh keduanya.

Selain itu kita akan lebih peka terhadap hal-hal maupun masalah yang sedang dialami oleh pasangan kita. Sehingga akan terjalin ikatan lahir dan batin yang kuat, keduanya akan merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara ikatan tersebut agar tidak mudah putus oleh masalah sepele atau hal-hal lainnya.

Baca Juga:  Apakah Masih Boleh Makan dan Minum Saat Imsak?

Apabila ada masalah akan diselesaikan dan akan dicari jalan keluar terbaik bersama-sama. Hal ini sangat berbeda dengan pacaran sebelum menikah, masalah malah akan menjadi alasan bagi keduanya untuk bertengkar, saling menyalahkan sampai-sampai dengan mudahnya memutuskan hubungan begitu saja. Hal itu disebabkan karena keduanya masih mementingkan ego dan belum terjalin dengan baik hubungan lahir maupun batin.

Romantisme pacaran setelah menikah menjadi kebahagiaan tersediri, bukan hanya saat pertama kali nge-date. Romantisme tercipta dari hal-hal yang sederhana yang dilakukan bersama pasangan seperti sarapan bersama, membersihkan rumah bersama, dan memasak bersama. Kegiatan lain yang akan menambah keromantisan yaitu saat mengisi rumah, belanja dan membeli perabotan berdua, menata rumah baru yang akan ditempati dan masih banyak kebersamaan yang akan tercipta.

Tidak hanya itu pacaran setelah menikah juga berpahala dan pahala yang kita dapatkan lebih banyak dan berlipat. Contoh sederhananya seperti akan selalu ada seseorang yang mengingatkan untuk berdoa sebelum makan. Bagi istri ada yang selalu meng-imami kita solat dan pahala bagi suami karena ia menafkahi istrinya seperti yang dijelaskan pada Hadits berikut :

“Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya sesuatu yang diberikan suami kepada istri adalah sodaqoh, sampai satu suap nasi itu juga terhitung sodaqoh dan jelas berpahala. Selain itu Allah juga akan selalu memberikan pengampunan kepada seseorang yang sudah menikah, dijelaskan juga dalam sabda Rosulullah SAW berikut ini :

Baca Juga:  Hilangkan kebiasaan yang menjadi Budaya

“ketika seorang suami pulang ke rumah, kemudian istri menyambutnya dengan senyuman, dan bersegera mengulurkan tangannya untuk mengambil tangan suaminya, maka dosa-dosa mereka berdua serta merta berguguran sebelum kedua tangan nereka dilepaskan” (HR. Abu Daud)

Kebahagiaan dan keromantisan-keromantisan dalam berpacaran setelah menikah tidak akan ada habisnya, bahkan akan terus terjalin dan akan terus tumbuh sampai ajal memisahkan keduanya. Karena keromantisan tersebut diciptakan oleh jalinan kasih sayang lahir dan batin dari dua insan yang dipersatukan sesuai dengan syariat Islam dengan tanpa dilatarbelakangi pelanggaran syariat Islam.

Apabila suatu hubungan yang didahului dengan pelanggaran syariat Islam di ibaratkan sebagai sebuah pohon, maka pohon tersebut tumbuh dengan mengandung racun kemudian pohon itu berbuah, maka buahnya juga akan membawa racun dari pohonnya. Artinya pernikahan yang di awali dengan pelanggaran syariat agama akan memberikan bibit pelanggaran agama untuk anak turunnya juga.

Maka dari itu kita harus benar-benar menjaga diri kita agar tidak seperti pohon yang beracun di atas, supaya buah yang dihasilkan tidak merugikan kita bahkan bermanfaat bagi orang lain.

 

 

 

Latest news

- Klik Official Website LDII -spot_img

Dakwah Islam

Related news